Berbagai hal ini yang mendorong beberapa orang mahasiswa untuk mendirikan organisasi baru. Meskipun sebenarnya jauh sebelum adanya keinginan untuk mendirikan organisasi baru sudah ada cita-cita akan itu, namun selalu ditunda dan dianggap belum tepat. Namun melihat dari berbagai kondisi yang ada dirasa cita-cita yang sudah lama diharapkan itu perlu diwujudkan karena bila membiarkan
Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta lebih lama didominasi oleh
Partai Sosialis adalah hal yang tidak tepat. Penolakan sikap dominasi
Partai Sosialis terhadap
Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta tidak hanya datang dari kalangan mahasiswa
Islam, melainkan juga mahasiswa
kristen, mahasiswa
katolik, serta berbagai mahasiswa yang masih menjunjung teguh
ideologi keagamaan
HMI di prakarsai oleh
Lafran Pane, seorang mahasiswa tingkat I (semester I) Fakultas Hukum
Sekolah Tinggi Islam (sekarang Fakultas Hukum
Universitas Islam Indonesia (FH-UII). Ia mengadakan pembicaraan dengan teman-temannya mengenai gagasan membentuk organisasi mahasiswa bernafaskan
Islam dan setelah mendapatkan cukup dukungan, pada bulan
November 1946, ia mengundang para mahasiswa
Islam yang berada di
Yogyakarta baik di
Sekolah Tinggi Islam,
Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada dan
Sekolah Teknik Tinggi, untuk menghadiri rapat, guna membicarakan maksud tersebut. Rapat-rapat ini dihadiri kurang lebih 30 orang mahasiswa yang di antaranya adalah anggota
Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta dan
Gerakan Pemuda Islam Indonesia. Rapat-rapat yang digelar tidak menghasilkan kesepakatan. Namun
Lafran Panemengambil jalan keluar dengan mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir oleh
Husein Yahya. Pada tanggal
5 Februari 1947 (bertepatan dengan 14 Rabiulawal 1366 H), di salah satu ruangan kuliah
Sekolah Tinggi Islam di Jalan Setyodiningratan 30 (sekarang Jalan Senopati)
Yogyakarta, masuklah
Lafran Pane yang langsung berdiri di depan kelas dan memimpin rapat yang dalam prakatanya mengatakan : "Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena semua persiapan yang diperlukan sudah beres".
Kemudian ia meminta agar
Husein Yahya memberikan sambutan, namun dia menolakf dikarenakan kurang memahami apa yang disampaikan sehubungan dengan tujuan rapat tersebut.
Pernyataan yang dilontarkan oleh Lafran Pane dalam rapat tersebut adalah :
- Rapat ini merupakan rapat pembentukan organisasi Mahasiswa Islam yang anggaran dasarnya telah dipersiapkan.
- Rapat ini bukan lagi mempersoalkan perlu atau tidaknya ataupun setuju atau menolaknya untuk mendirikan organisasi Mahasiswa Islam.
- Diantara rekan-rekan boleh menyatakan setuju dan boleh tidak. Meskipun demikian apapun bentuk penolakan tersebut, tidak menggentarkan untuk tetap berdirinya organisasi Mahasiswa Islam ketika itu, dikarenakan persiapan yang sudah matang.
Setelah dicerca berbagai pertanyaan dan penjelasan, rapat pada hari itu dapat berjalan dengan lancar dan semua peserta rapat menyatakan sepakat dan berketetapan hati untuk mengambil keputusan :
- Hari Rabu Pon 1878, 15 Rabiulawal 1366 H, tanggal 5 Februari 1947, menetapkan berdirinya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI yang bertujuan :
- Mengesahkan anggaran dasar Himpunan Mahasiswa Islam. Adapun Anggaran Rumah Tangga akan dibuat kemudian.
- Membentuk Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam.
Adapun peserta rapat yang berhadir adalah
Lafran Pane,
Karnoto Zarkasyi,
Dahlan Husein,
Maisaroh Hilal (cucu pendiri
Muhammadiyah,
KH. Ahmad Dahlan),
Suwali,
Yusdi Ghozali; tokoh utama pendiri
Pelajar Islam Indonesia (
PII),
Mansyur,
Siti Zainah (istri
Dahlan Husein),
Muhammad Anwar,
Hasan Basri,
Zulkarnaen,
Tayeb Razak,
Toha Mashudidan
Bidron Hadi.
Selain itu keputusan rapat tersebut memutuskan kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam sebagai berikut :
Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) adalah lembaga pengkaderan untuk pengembangan profesi di lingkungan HMI. Lembaga Pengembangan Profesi terdiri dari:
- Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI), pencetus terbentuknya Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
- Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
- Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
- Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
- Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
- Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
- Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
- Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
- Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
Alumni HMI adalah anggota HMI yang telah habis atau selesai masa anggotanya.
Daftar Alumni HMI yang menjadi Anggota DPR-RI Periode 2014-2019
[11]:
Alumni HMI dari PDIP:
- Erwin Muslimin Singajuru (Sumatera Selatan II),
- Henri Yosodiningrat (Lampung II),
- Jalaluddin Rakhmat (Jawa Barat II),
- Mohamad Prakosa (Jawa Tengah IX),
- Idham Samawi (Daerah Istimewa Yogyakarta),
- Hamka Haq (Jawa Timur II),
- Nasyirul Falah Amru (Jawa Timur X),
- Pramono Anung Wibowo(Jawa Timur VI),
Alumni HMI dari Partai Golkar:
- Rambe Kamaruzzaman (Sumatera Utara II),
- Kahar Muzakir (Sumatera Selatan I),
- Azhar Romli (Bangka Belitung),
- Deding Ishaq (Jawa Barat III),
- Eka Sastra (Jawa Barat III),
- Ichsan Firdaus (Jawa Barat V),
- Ade Komarudin (Jawa Barat VII),
- Agun Gunanjar Sudarsa (Jawa Barat X),
- Ahmad Zacky Siradj (Jawa Barat XI),
- Iqbal Wibisono (Jawa Tengah VI),
- Bambang Soesatyo (Jawa Tengah VII),
- Ridwan Hisjam (Jawa Timur V),
- Sarmuji (Jawa Timur VI),
- Zainudin Amali (Jawa Timur XI),
- Yayat Y. Biaro (Banten II),
- Aditya Anugerah Moha (Sulawesi Utara),
- Mohammad Said (Sulawesi Tengah),
- Syamsul Bachri (Sulawesi Selatan II),
- Andi Fauziah Pujiwatie (Sulawesi Selatan III)
- Saiful Bahri Ruray (Maluku Utara).
- Fadel Muhammad (Gorontalo)
- Zulfadhli (Kalimantan Barat)
- Sukiman (Kalimantan Barat)
Alumni HMI dari Partai HANURA:
- Fauzih Amro (Sumatera Selatan I),
- M. Farid Alfauzi (Jawa Timur XI)
- Syarifuddin Suding (Sulawesi Tengah)
- Saleh Husin (NTT II)
Alumni HMI dari PAN:
- Alim Abdullah (Lampung II),
- Teguh Juwarno (Jawa Tengah IX),
- Totok Daryanto (Jawa Timur V),
- Viva Yoga Mauladi (Jawa Timur X)
- M. Yamin Tawary (Maluku Utara)
- Zulkifli Hasan (Lampung I)
Alumni HMI dari NASDEM:
- Zulvan Lindan (Nangroe Aceh Darussalam II)
- Taufiqulhadi (Jawa Timur IV)
- Akbar Faizal (Sulawesi Selatan II)
- Ahmad M. Ali (Sulawesi Tengah)
Alumni HMI dari Demokrat:
- Saan Mustopa (Jawa Barat VII)
- Nurhayati Ali Assegaf (Jawa Timur V)
- Wahidin Halim (Banten III)
- Syariefuddin Hasan (Jawa Barat III)
Alumni HMI dari PKB:
- Handayani (Jambi)
Alumni HMI dari PPP:
- Irgan Chairul Mahfiz (Banten III)
- Mohammad Arwani Thomafi (Jawa Tengah III)
- Reni Marlinawati (Jawa Barat IV)
Alumni HMI dari Gerindra:
- Fadli Zon (Jawa Barat V)
- Desmond Junaidi Mahesa (Banten II)
Alumni HMI dari PKS:
- Tamsil Linrung (Sulawesi Selatan I)